Vice President Commercial Airy, Viko Gara, menjelaskan perusahaan terus perbanyak kerja sama juga dengan beberapa pemilik service penginapan di semua kota di Indonesia.
Ini dikerjakan sebab kekuatan pasar fasilitas relatif besar di Tanah Air.
Kita punyai limit minimum satu property mempunyai 17 kamar, kata Viko pada media di arena ITB Asia 2019 Singapura pada Kamis, 17 Oktober 2019.
Viko menjelaskan perusahaan memutuskan batas sebab ada investasi yang dikeluarkan untuk menolong penambahan service dari partner hotel bintang satu, kos atau losmen.
Tetapi ketetapan jumlahnya minimum kamar ini tidak berbentuk kaku sebab perusahaan dapat terima partner yang mempunyai property cuma sepuluh kamar tetapi ada di tempat yang strategis seperti tepi jalan. Jika semacam itu, kita bersedia investasi waktu serta sumber daya untuk peningkatan katanya.
Sekarang perusahaan alami penambahan perkembangan property yang lumayan besar dari seputar 1.100 property fasilitas pada 2018 jadi seputar 2.000 property atau partner hotel pada 2019.
Ia menjelaskan perusahaan ikut juga memberi dukungan program pemerintah dengan merajut kerja sama peningkatan service hotel di lima dari sepuluh Bali Baru.
Ini seperti Danau Toba, Borobodur, Mandalika, Manado, Bunaken, serta Bangka Belitung. Perusahaan membangun Airy Community Center untuk mempermudah peningkatan sdm di bagian industri hospitality ini.
Ini supaya service hotel masih optimal walau sediakan service kelompok ultra anggaran, yang ada pada rata-rata Rp250 ribu per kamar.
Airy, yang berarti lega serta nyaman ini, sediakan tiga type kamar yakni eco, standard serta premium. Sebagian harga pasir besar konsumen setia datang dari golongan keluarga, pelaku bisnis, backpacker serta pasangan.
Ini adalah kali pertamanya Airy, yang disebut perusahaan pelopor atau start up serta baru berumur tiga tahun, ikuti arena pameran fasilitas paling besar di Asia ini.
Viko menjelaskan perusahaan sudah terima beberapa permodalan dari investor asing. Ia malas menyebutkan berapakah besar dana, jati diri investor asing yang sudah memberikan modal di perusahaan serta mempunyai sebagian besar saham.
Tentang kapasitas keuangan, Viko menjelaskan perusahaan rintisan atau startup berumur tiga tahun ini masih alami kerugian finansial pada umumnya. Tetapi, perusahaan sudah memperoleh keuntungan dari setiap unit kamar yang disewakan.
Perusahaan merajut kerja sama juga dengan beberapa pemda untuk memakai harga kayu jaringan hotel Airy jadi pilihan fasilitas buat pegawai yang sedang pergi.
VP Marketing Airy, Ika Paramita, menjelaskan perusahaan tingkatkan standard service dari partner hotel baik dengan fisik serta service.
Ini dikerjakan dengan mengenalkan partner hotel dengan instansi keuangan untuk memperoleh permodalan perbaikan bangunan fisik.
Perusahaan lakukan kursus manajemen hotel serta service kamar atau room service hingga tamu merasakan senang sepanjang memakai service Airy.
Beberapa service standard yang ada seperti air conditioner, jaringan internet Wi-Fi, tv monitor datar, peralatan basic mandi, air panas, serta makanan dan minuman mudah.
Menurut Ika, sebagian besar pemakai service fasilitas Airy berumur di antara 18 – 45. Ini didapati sebab tiap pemakai service fasilitas harus mengikutkan kartu jati diri.
Perusahaan tingkatkan standard service hotel dengan mengaplikasikan empat pendekatan yakni tehnologi, transformasi property, training serta transparansi.
Viko menjelaskan Airy ikuti arena ITB Asia 2019 di Singapura sebab ingin mengenalkan servicenya pada calon konsumen setia usaha berbentuk biro travel, yang merencanakan bawa rombongan wisatawan ke Indonesia.
Kita ingin menolong mempromokan program pemerintah Indonesia menarik wisatawan ke Tanah Air katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar